30.6.08

JuSt anOtheR thiNgs abOut ARSERO


TAKE A LOOK!!!

Arsero tuh suka banget guyon. Tapi guyonnya beda sama yang lain. Intensitas violence yang ada disetiap joke juga beda sama yang laen.

Benernya setiap kali kita bercanda itu seolah ungkapan dari kestressan kami menjadi murid SBI. Tapi nggak begitu sih sebenarnya.

Kalo emang jokes yang berlaku di Arsero itu beda karena...
1. SADIS!!!
2. semakin SADIS semakin LUCU!!!
3. nggak tanggung" kalo buat JULUKAN!!!
4. sampe berkorban RAGA!!!
5. kadang LUGU tapi BLOON benernya!!!

Nih salah satu pembahasannya, masalah julukan...
* nama sebenarnya Falah, tapi nggak begitu jelas gimana jadi SAMUEL (baca: semyuuuell), trus akhirnya disingkat jadi SEM, eh lha kok malah jadi SEMENTHA!!! Trus nama SEM itu mutasi lagi jadi SEMP*K (kancut)!!!! Nggak tau tuh alasannya apa. Tapi itu semua ternyata belum seberapa sadis! Namanya Falah malah berganti jadi NGE"K!!! Panggilan kecilnya NGEK!!

*nama sebenarnya Sigit, tapi kata anak" cowok, biar keren panggil nama paling akhinya aja, yaitu Ito (dari kata Purwito), moga" bukan lantaran ucapannya mem sus yang bilang, "Orang yang namanya Sigit itu cepet matinya! Saya punya temen namanya Sigit itu lho matinya cepet!" (nggratiiilllll!!!!). Oia, kapan itu aku sebel, biznya aku diusilin ama Ito itu, langsung aja aku teriak lantang, "KINGKONG!!!". Hahhahaaa...biznya juga Ito itu emisivitasnya nyaris 1, melebihi manusia pada umumnya*paleng!*!!! Trus kapan itu juga, aku lupa lebih tepatnya, namanya Ito diganti jadi Pongo purwito, kek nama genus+species itu lhooo....hala nama latin wez nek gak tau maksudkuuu....Artinya? Cari sendiri! hhaha. Sadis pokoknya!

* benernya masih buanyyaaaaakkkk, julukan" sadis lainnya, tapi nggak usah disebutin smua laahhh, itu kan rahasia perusahaan X-2 yang sahamnya sedang naik di BEJ (just kidding!)

hahah.

IN MY OPINION, THEY ARE PERFECT!!!

See the subject above? Seriously know which class I'm talking about or you just can wonder?

Hahah. Stop it. I won't play again. Have yourself enjoy this essay.

Well, I was so aware when I typed down that subject. Yes! If you were thinking about ARSERO or X-2 SNBI class of 1 Senior High School Sidoarjo, then you are right! I'm totally aware to declare them as the perfect class. Of course I have my reason. In my opinion, they are perfect class because they have great system inside.

As we know that everything is formed by a system, whether that system good or not, it appears from each components that united. And ARSERO has that good. . o ouw, sorry, I mean great system.

Me myself as a member of ARSERO absolutely proud of this class *what?!*. Hell yeah, I still have lots words to explain about it, I don't give a damn whether you want to read it or not, I just want to show my opinion.

ARSERO is the strong class, as we understand that some components in a system may not always good, somehow it'll turn bad. But I guess, this class is successful to fulfill some destructed components in system. Whoa! It's kinda hard I think.

Well, if you can imagine about the bad components?yeah you know. I guess I don't need some additional utterances to tell you. I just want to tell the perfection of ARSERO. Here is it, 
*ARSERO always responsible in every assignment, just several no active
*ARSERO always independently do test and assignments, they do it themselves, only several just depending by someone else, but not all
*ARSERO is the Excellent Class (it's just the obvious one)
*ARSERO is expert in homework made
*ARSERO is the strategic class when they got time to cheat in test. Hahaha.
*ARSERO is the flexible class
*ARSERO is solid!
*ARSERO is friendly
*ARSERO is the class that has fewer problems than the others

SEE? That's why I made my decisions to declare this class as the PERFECT CLASS. But what you have to remember is just THIS IS JUST MY OPINION!!!

Akal sehatku berganti dengan tak masuk akal (buzedh, gimana caranya?!)

Hehehe, waktu itu, dulu banget sih, aku dapet comment di FS ku dari itoh, temen aRseRo.

Critanya nih, anak2 tuh pada capek ama kehidupan Smanisda yang nggak pernah lepas dari tugas2. Terus nih, aku mulai gila (tapi nggak berpotensi buat masuk RSJ), aku mulai berandai-andai (segokil-gokilnya) tentang Smanisda. Perandaian ini sebenarnya dipicu ama comment-nya itoh yang goookiiilll+liarrrr tentang Smanisda.

Tapi kemudian, perandaian gokil itu pun hilang dengan begitu saja (kan emang nggak penting banget buat dipatri di otak kiri). Hingga suatu saat, afgyne memuat bulbo yang subjecnya : SMANISDA kebakaran! Tidaaaaakkkkk!Sial! Itu beneran nggak seh?!Untungnya isinya cuma bulbo yang menyimpang jauuuuuhhhhhhhhhh dari subjectnya! Hahaha.Kawan, sebenarnya aku cuma ingin cerita soal parandaianku yang gokil waktu itu. Kalau mau nggak sayang ama matamu, silahkan baca aja deh, tapi jangan tersinggung karena ini agak liaarrrr isinya! Oya, jangan sampe juga kawan mikirin perandaian ini buat jadi kenyataa, pamali tauk!!! Hahaha, enjoy!

*petunjuk: tanda (-) menyatakan hal yang tak sepatutnya ditiru maupun diharapkan!
======================================================
(-) Kalau SMANISDA ambruk
(+) Bakal ada libuuurrrrr panjang sekaligus pindah cekulaaa baruuu! Cihuy!!!

(-) Kalau SMANISDA kebakaran
(+) Wah, ya soro ngene iki! Data2 murid pada ilang, kemungkinan yang buuaaaeeekk...remidi ditundaaaa untuk waktu yang lama, dan kemungkinan yang terbuuuuruuuukkk...yang nggak remidi jadi kena ulangan lagi gara2 datanya ilang atau yang udah remidi nggak diketahui nasib selanjutnya

(-) Kalau SMANISDA ditelan banjir
(+) Bahkan air pun tak berkenan menelannya

(-) Kalau SMANISDA pindah
(+) Antara dapet suasana baru + gebetan baru (hehehe) di lingkungan yang baru, atau malah banyak inventaris sekolah yang ilang (aku uda ngalamin pas SMP soalnya!)

(-) Kalau SMANISDA direnovasi
(+) Apanya yang mau direnovasi?? Tanggung! Ambrukin ajah, truz bangun ulang!

(-) Kalau SMANISDA punya libur panjaaaaaaaaaaangggggggg
(+) Yaelah, ngomong yang nggak2 ajah nih! Mana mungkin SMANISDA berkenan untuk tidak dihuni lebih dari 2 minggu?! Jangan geelaaa donk!!
=====================================================

P.S. nggak perlu ketawa kalo emang nggak lucu, juga nggak perlu nyesel karena udah baca (sapa suru baca emank?!)

aRseRo o7.o8



Arsero...
sebenarnya adalah akronim dari Arek Sepuluh Loro. Simpel yah namanya?! Pertama kali aku sebenarnya agak nggak sreg saat nama itu digunakan untuk melabeli kelas X-2 temaptku berada. Tapi usut punya usut, temanku mencari tahu arti Arsero. Arsero sebenarnya nama suatu zat kimia. Namun sampai sekarang pun aku belum mecari tahu soal zat itu..hehehe.

X-2 adalah kelas SBI ke 2 di SMA Negeri 1 Sidoarjo tahun ajaran 2007-2008. Kelas yang dulunya pernah tak ingin kumasuki. Malas sebenarnya untuk menjadi murid SBI, karena dulu aku merasa itu beban. Sebagai informasi, SBI adalah Sekolah Berstandar Internasional, bisa juga disebut SNBI, N-nya adalah Nasional. Tapi kelasku sebenarnya hanya rintisan SBI, itu semua karena kondisi sekolah serta staf pengajar yang juga masih mati-matian merintis SBI dengan cara perbaikan fasilitas sana sini dan belajar-belajar ICT dan bahasa Inggris. Wah, sungguh usaha yang berat kala usia staf pengajar sudah menunjukkan angka yang cukup besar! Pasti susah.

Ah, tapi susahan mana sih dengan tugas-tugas yang ada di kelas SBI? Sehari saja bisa memuat 3-4 macam tugas rumah yang tentunya tiap macam punya jumlah dan kesukarannya masing-masing. Sehari saja rasanya tugas sudah segunung Rinjani, lha kalau ditumpuk sampai seminggu? Yah bisa setinggi gunung Everest! Hahaha…

Mungkin tugas nggak akan jadi masalah yang begitu menyulitkan, kalau saja tugas itu bukan translate buku! Kadang, eh nggak ding, sering malah! Translate buku ini, buku itu. Untungnya tugas ini hanya ada di mata pelajaran Biologi, lha kalau semua mata pelajaran? Yah saya ndak hidup sampai sekarang…hahaha. Sebenarnya translate itu nggak masalah, yang jadi masalah hanya banyaknya kalimat yang harus di-translate…wuiihh, pokoknya capek deh! Tapi untungnya sejak SMP aku sudah biasa disiksa dengan tugas-tugas yang menggunung dengan sendirinya, tapi kadang aku juga bisa ngeluh dan merasa capek…namanya juga manusia, masak nggak ada capeknya?!

Cukup deh cerita soal tugas-tugas di kelas SBI. Bosen ah! Aku lanjutin dengan kisah heroik Arsero yang jatuh bangun menghadapi berbagai tekanan di kelas SBI.

Kelas SBI sebenarnya nggak cuma butuh kelebihan dalam Bahasa Inggris dan mata pelajaran matematika (ini karena kedua mata pelajaran itu yang dijadikan tes masuk SBI), tapi juga mental fiber (jangan baja ah) yang super. Karena di kelas SBI itu selalu dituntut jadi kelas unggulan. X-2 pun bila mengalami suatu penurunan kualitas nilai (kadang-kadang saja kok) langsung disindir dengan kalimat-kalimat yang menyayat hati dan otak. Intinya, bila dapat teguran soal nilai, bisa berarti remidi atau peras otak lagi.

Oh ya, tadi kusinggung soal remidi. Apa sih remidi itu?
Sebenarnya, kalau dalam bahasa Inggris, bukan remidi melainkan REMEDY. Artinya mengulang. Namun kalau hidup di kelas SBI (khususnya X-2), aku rasa kalian pasti memiliki definisi yang agak berbeda untuk kata remidi. Berikut hasil pengamatanku (sejauh yang kuingat):
1. Ketidak selamatan nilai, atau nilai menginjak angka-angka ajaib di bawah nilai SKM.
2. Kesalahan koreksi guru (hanya berlaku untuk anak yang memberi contekan, namun nilainya justru dibawah anak yang di beri contekan. Wuih, nggak adil)
3. Persiapan dompet bocor (hanya berlaku untuk remidi satu pelajaran Sains, dimana remidi pertama tidak lulus sehingga diadakan remidi kedua)
4. Mengerjakan soal-soal yang jauh lebih sadis dibanding ulangan
5. Hanya rutinitas penyelamatan nilai yang membosankan

Arsero tentu pernah mengalami remidi. Semester pertama sudah barang pasti sering, kan masih adaptasi. Kalau semester 2 aku rasa sudah banyak yang pintar menyelamatkan diri…hehehe.

Wajah-wajah Arsero bisa dikatakan wajah-wajah yang berpengalaman dalam mengerjakan tugas. Tugas kami mendapat pujian dan celaan. Tapi pujian lebih banyak, maksudnya pujian yang tak pernah terungkapkan karena ketinggian hati sang pemuji. Arsero itu kelas yang baik. Kami memang bukan tipikal kelas yang dengan suka rela untuk meluangkan waktu mengerjakan tugas sulit bersama-sama saat pulang sekolah. Kami memang lebih dominan mengerjakan tugas secara individu, namu bila kami menemui kesukaran, kami akan menemui sang bintang-bintang kelas hanya untuk berdiskusi dengan mereka (tapi kalau sang bintang kelas sibuk, yah ambil cara tercepat saja…pinjem tugas mereka…hehehe).

Arsero dan makalah? Oh, jangan ditanya, selalu selesai dan full-colors! Seminggu mungkin terlalu nggak masuk akal untuk mengerjakan 2-3 makalah, namun namanya tugas…yah…kolu gak kolu kudu kolu. Pengalaman paling menarik, setelah hampir setahun Arsero belajar dan belajar menyusun makalah, dan selama itu pula belum ada seorang guru yang memuji secara eksplisit atas hasil kerja kami, akhirnya, ada juga seorang guru yang begitu lapang dada (selapangan bola kaleee…) memuji hasil kerja kami! Beliau adalah guru mata pelajaran Geografi. Beliau juga minta maaf karena memberi tugas makalah dengan tenggang waktu seminggu disaat tugas-tugas yang lain juga sedang banyak-banyaknya (oh, so sweet!). Waaahhh… nggak percaya rasanya! Sueneng banget! (nggak usah segitunya kaleee…)

Ada suatu hal yang membedakan Arsero dengan kelas lainnya, yaitu Arsero susah diajak main keluar bareng-bareng! Memang sih hal itu benar, tapi aku rasa itu tetap ada alasannya, tugas bukan main banyaknya, kalau nggak dikerjakan atau dikerjakan asal-asalan, nanti kena tegur guru lagi… maka dari itu, kan lebih baik menyelamatkan masa depan dari pada sekedar main ke sana sini yang nggak jelas maksudnya. Ya kan?

Tapi jauh dari semua itu, Arsero adalah kelas sepuluh yang bisa juga capek belajar, capek dikritik pedes dan asem, capek remidi pula. Capek belajar sih bisa Arsero atasi dengan menggunakan jam-jam kosong yang langka (yang disebabkan mujizat ketidak hadiran guru di kelas) dengan cara poto-poti (baca: ajang foto narsis satu kelas) gila-gilaan. Seru abis lho! Kalau capek dikritik, nah itu yang susah, karena biasanya cara mengatasinya melibatkan pengorbanan psikis dan dompet juga. Kadang kritiknya masalah tugas yang nggak full color, yah gini ini terpaksa ngeprint blok satu kertas yang pastinya juga mempengaruhi stok lembaran-lembaran Pattimura di dompet. Beda ceritanya dengan cara mengatasi masalah capek remidi, hehehe…ini hal yang sesungguhnya nggak pantas dilakukan siswa kelas unggulan, kalau sudah capek remidi biasanya kami ambil cara tersingkat yang kotor (baca: nyontek!). Yah, mau gimana lagi, beberapa guru sukar ditebak maksunya apa, keinginannya bagaimana, soal-soal ulangan dan remidinya juga bagaimana. Tapi tenang, kami kalau memang bisa yah bisanya nggak bohongan kok.

selamattt datanggggg

barusan pindah neh!

maap yahh kalo kadang-kadang isinya agak nggak bermanfaat...hhe

enjoy!

c: