11.9.08

Tugas TIK part II

Apa yang kamu ketahui tentang ISP?
ISP adalah Internet Service Provider atau perusahaan penyedia jasa layanan internet.

Tulis 7 ISP yang kamu ketahui!
Telkomnet, Rad-net, Indonet, D-net, Indosat-net, Centrin Internet, Padinet

Apa Telkomnet Instan termasuk ISP?
Bukan, Telkomnet Instan merupakan salah satu program yang ditawarkan oleh perusahaan jasa internet Telkomnet.

Tulis 5 macam syarat yang harus dipenuhi supaya dapat melakukan instalasi dial-up connection!
Username, misalnya telkom@instan
Password, misalnya telkom
Primary DNS, misalnya 202.134.0.155
Secondary DNS, misalnya 202.134.2.5
No telp dial-up, misalnya 080989999

Jelaskan peran ISP!
ISP sebagai gerbang untuk koneksi internet, ISP mengurus semua yang diperlukan untuk berhubungan dengan internet termasuk biaya.

2.9.08

Yeremia 20:7-9 : Jangan Berhenti!

Sebenarnya aku punya tugas baru tahun ini saat pelajaran agama. Tugas baru itu adalah membuat renungan dari ayat-ayat Alkitab secara bergilir. Senang sebenarnya mendapat tugas seperti ini. Apalagi aku punya perikop favorit yang selalu aku baca untuk menambah semangatku, memperbaiki imanku, dan sebagainya.

Awalnya aku ingin membicarakan renungan dari perikop Mazmur 4:2-9. Tentang Doa Pada Malam Hari. Perikop ini sungguh mujur bagiku. Ada lagi sebenarnya, sebelum Doa Pada Malam Hari ada perikop Nyanyian Pagi Dalam Menghadapi Musuh (MZM 3:2-9). Aku suka ayat-ayat Mazmur. Seperti sejarahnya, kitab ini adalah kitab puisi. Sastra zaman dulu begitu kental dalam gaya bahasa kitab Mazmur ini. Biasanya digunakan sebagai pujian di gereja, dinyanyikan sesudah bacaan pertama, sebelum bacaan kedua. Menjebatani diantara keduanya saat misa.

Namun pada misa tanggal 29 Agustus 2008 lalu, aku menemukan perikop yang sebenarnya sudah pernah aku baca. Aku baru ingat, perikop ini bisa menenangkan hatiku yang sedang memberontak, hatiku yang selalu mencari jalan aman tanpa tantangan kebebasan hidup. Perikop itu berasal dari Kitab Yeremia. Yeremia adalah salah satu dari tiga nabi besar sebelum kedatangan Yesus. Perikop ini tentang Keluh Kesah Yeremia Akibat Tekanan Jabatannya.

Beberapa ayat dalam perikop ini begitu hebat sehingga bisa mempengaruhi keteguhanku akan renungan yang akan aku buat untuk pelajaran agama. Aku merubah niatku yang semula adalah membuat renungan dari Kitab Mazmur menjadi membuat renungan dri Kitab Yeremia ini.

Yeremia bab 20 ayat 7-9 adalah bacaan pertama yang dikumandangkan saat misa hari Sabtu, tanggal 29 Agustus 2008 di Gereja Sancta Maria Annuntiata-Sidoarjo. Ah, betapa berharganya ayat ini!

[7] Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mengolok-olok aku.


Nah, refleksinya adalah aku adalah umat Katolik. Meskipun aku terlahir di keluarga Katolik dan dibaptis saat bayi, bukan berarti aku tak mengenal Allah. Aku sadar setiap umat-Nya telah dipanggil oleh-Nya. Aku membiarkan diriku dibujuk karena aku tahu jalan Allah selalu benar. Allah sungguh Maha Kuasa yang mampu menuntunku hingga sudut relung hatiku yang terdalam. Aku juga mengetahui bahwa hidup ini tidak lepas dari kesusahan, diperolok adalah ungkapan lain untuk menyatakan kesusahan-kesusahan yang kita hadapi dalam hidup. Sedikit pun kita pasti pernah mengalami kesusahan.

[8b] Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.


Jangan anggap ayat ini meremehkan firman Tuhan, tidak seeksplisit itu maksudnya. Perenunganku adalah mengikuti jalan-Nya adalah tantangan. Tidak ada jalan yang selalu aman. Pasti ada konsekuensi atas pilihan yang kita ambil. Bila kita memang mengikuti Yesus, kita harus konsekuen. Ini berhubungan dengan ayat dalam kitab Matius. Cerita saat Petrus berusaha mencegah Yesus yang ingin pergi ke Yerusalem untuk menebus dosa manusia dan menderita seperti yang dikatakan Bapa-Nya di surga. Kita harus memikul salib kita. Bersusah payah dalam hal ini memang konsekuensinya. Pewartaan sabda Allah, menjadi garam dan terang dunia, bukanlah hal yang semudah membalikkan telapak tangan. Pasti banyak ritangan yang akan dihadapi. Bukan serta merta jalan hidup yang aman-aman saja.

[9] Tetapi apabila aku berpikir: “Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau lagi mengucapkan firman lagi demi nama-Nya”, maka dalam hatiku ada sesuatu seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.


Inilah ayat pamungkas yang mempengaruhiku! Kadang kala saat menghadi kesulitan, kita cenderung ingin meninggalkan masalah dan setelah agak lama baru timbul keinginan menyelesaikannya. Pasti kita menggerutu bila kesulitan meghadang. Hidup dalam keadaan aman-aman saja memang diinginkan setiap orang, namun mustahil ada hidup yang seperti itu! Kadang kita melupakan Tuhan yang selalu ada untuk kita. Kadang terasa seperti kita menolak untuk berdoa atau meninggalkan Tuhan saat menghadapi masalah. Namun, apa sesungguhnya kita memiliki iman yang tebal? Karena imanlah yang membawa kita kembali kepada Tuhan, iman kitalah yang menolak mentah-mentah bila ada keinginan yang terbesit untuk meningglkan-Nya. Seperti ada api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulangku; ungkapan ini menggambarkan perasaan Nabi Yeremia yang tak mau meninggalkan-Nya sekalipun pernah terlintas dalam pikira Nabi Yeremia. Dari sosok Nabi Yeremia inilah seharusnya kita menjadi. Tulus menerima tugas dari Allah sekali pun dalam kesulitan yang menghimpit. Sekali pun kebosanan dicemooh dalam diri Nabi Yeremia semakin menjadi, namun ia menolak untuk berhenti mewartakan firmannya.

Sekarang, kesulitan hidup ini pasti tidak sesulit yang dialami Nabi Yeremia. Akankah kita menyerah? Menjadi garam dan terang dunia bukan hal yang mudah, akankah kita berhenti mewartakan sabda Allah yang penting ini? Bukankah seharusnya kita selalu memanggil nama-Nya dalam segala hal?